fb x telegram wa

Rambut rontok adalah kondisi yang umum dialami oleh banyak orang, baik pria maupun wanita. Setiap orang normalnya kehilangan sekitar 50 hingga 100 helai rambut per hari, dan hal ini masih tergolong wajar karena rambut akan tumbuh kembali secara alami. Namun, jika rambut rontok terjadi dalam jumlah berlebih hingga menyebabkan penipisan atau kebotakan, maka kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah pada kesehatan rambut atau tubuh secara keseluruhan.

Secara medis, rambut rontok atau alopesia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari faktor genetik, hormonal, hingga gaya hidup. Salah satu penyebab paling umum adalah faktor keturunan. Kondisi ini disebut androgenetic alopecia (kebotakan pola pria atau wanita), yang disebabkan oleh kombinasi genetik dan pengaruh hormon androgen. Pada pria, rambut biasanya menipis di bagian depan dan atas kepala, sedangkan pada wanita, rambut menipis secara merata di seluruh kulit kepala namun jarang menyebabkan kebotakan total.

Selain faktor genetik, perubahan hormon dan kondisi medis tertentu juga dapat menyebabkan kerontokan rambut. Wanita dapat mengalami rambut rontok sementara setelah melahirkan (postpartum hair loss) akibat perubahan kadar hormon estrogen. Begitu pula pada orang yang memiliki gangguan tiroid (baik hipertiroid maupun hipotiroid), sindrom ovarium polikistik (PCOS), atau sedang mengalami menopause. Dalam kondisi ini, ketidakseimbangan hormon memengaruhi siklus pertumbuhan rambut sehingga rambut mudah rontok.

Penyebab lain yang juga sering terjadi adalah stres fisik atau emosional. Ketegangan berat pada tubuh, seperti demam tinggi, operasi besar, atau kehilangan berat badan ekstrem, dapat memicu kondisi yang disebut telogen effluvium, yaitu kerontokan rambut sementara yang biasanya terjadi beberapa bulan setelah stresor tersebut muncul. Stres emosional berat juga dapat memperburuk kondisi ini karena memengaruhi keseimbangan hormon stres (kortisol) dalam tubuh.

Pola makan dan kekurangan nutrisi juga berperan besar dalam kesehatan rambut. Kekurangan zat besi, protein, seng, vitamin D, dan biotin dapat mengganggu proses pembentukan keratin — protein utama pembentuk rambut. Karena itu, menjaga pola makan seimbang sangat penting agar rambut tetap kuat dan tidak mudah rontok.

Selain faktor internal, kebiasaan perawatan rambut yang salah juga bisa menjadi penyebab rambut rontok. Penggunaan alat penata rambut bersuhu tinggi, pewarna rambut berbahan kimia keras, atau gaya rambut yang terlalu ketat seperti dikuncir kuat (traction alopecia) dapat merusak folikel rambut. Jika dilakukan terus-menerus, folikel rambut bisa melemah dan berhenti memproduksi rambut baru.

Beberapa obat-obatan dan perawatan medis juga diketahui dapat menyebabkan kerontokan rambut sebagai efek samping, misalnya obat kemoterapi untuk kanker, pengencer darah, obat tekanan darah tinggi tertentu, antidepresan, serta suplemen vitamin A dosis tinggi. Biasanya, rambut akan tumbuh kembali setelah penggunaan obat dihentikan atau setelah terapi selesai.

Terakhir, penyakit kulit kepala seperti infeksi jamur (tinea capitis), psoriasis, atau dermatitis seboroik juga dapat mengganggu pertumbuhan rambut. Infeksi jamur, misalnya, menyebabkan bercak kebotakan melingkar dan bersisik di kulit kepala, namun biasanya dapat diobati dengan obat antijamur yang diresepkan dokter.

Untuk menentukan penyebab pasti rambut rontok, pemeriksaan medis sangat diperlukan. Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, hingga biopsi kulit kepala untuk mencari tahu sumber masalahnya. Penanganan rambut rontok pun berbeda-beda tergantung penyebabnya — bisa berupa perubahan gaya hidup, pengobatan topikal seperti minoxidil, terapi hormonal, hingga perawatan medis lanjutan jika disebabkan oleh penyakit tertentu.

Kesimpulannya, rambut rontok bukan hanya masalah penampilan, tetapi bisa menjadi tanda dari kondisi medis yang perlu diperhatikan. Mengetahui penyebabnya secara tepat adalah langkah pertama untuk menanganinya dengan benar. Hindari mempercayai mitos seperti “keramas setiap hari bikin botak” atau “memotong rambut sering bisa menumbuhkan rambut lebih lebat” — karena hingga kini tidak ada bukti ilmiah yang mendukung pernyataan tersebut. Jika Anda mengalami kerontokan rambut berlebihan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau dokter spesialis kulit agar mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai.

Hubungi kami melalui WhatsApp