
Banyak orang masih mengira bahwa osteoporosis dan osteoarthritis adalah penyakit yang sama karena keduanya sama-sama menyerang tulang dan sering terjadi pada usia lanjut. Padahal, kedua kondisi ini berbeda secara penyebab, gejala, dan dampaknya terhadap tubuh. Mengenali perbedaannya sangat penting agar masyarakat bisa melakukan pencegahan dan penanganan yang tepat sejak dini.
1. Perbedaan Pengertian Dasar
Osteoporosis adalah penyakit yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah akibat menurunnya kepadatan mineral tulang. Kondisi ini tidak menimbulkan nyeri sendi, tetapi meningkatkan risiko patah tulang, terutama di area pinggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang.
Sementara itu, Osteoarthritis adalah penyakit sendi degeneratif yang terjadi karena kerusakan tulang rawan (kartilago) yang melapisi ujung tulang di dalam sendi. Akibatnya, tulang bergesekan langsung satu sama lain sehingga menyebabkan nyeri, kaku, dan pembengkakan sendi, terutama di lutut, pinggul, tangan, dan tulang belakang bagian bawah.
2. Penyebab dan Faktor Risiko
- Osteoporosis disebabkan oleh hilangnya massa dan kekuatan tulang. Faktor risikonya meliputi usia lanjut, menopause, kekurangan kalsium dan vitamin D, kurang aktivitas fisik, merokok, serta penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang.
- Osteoarthritis terjadi akibat kerusakan mekanis pada sendi yang biasanya disebabkan oleh penuaan, obesitas, cedera sendi, kelainan bentuk tulang, atau aktivitas fisik berulang yang menekan sendi tertentu.
Dengan kata lain, osteoporosis menyerang struktur tulang dari dalam, sedangkan osteoarthritis menyerang sendi dan jaringan di sekitarnya.
3. Gejala yang Dirasakan
- Pada osteoporosis, gejala sering tidak terasa sampai terjadi patah tulang. Tanda-tanda yang mungkin muncul antara lain postur tubuh membungkuk, tinggi badan menurun, atau nyeri punggung akibat retakan pada tulang belakang.
- Pada osteoarthritis, gejala utama adalah nyeri sendi yang memburuk saat beraktivitas, sendi terasa kaku di pagi hari, pembengkakan, dan keterbatasan gerak. Suara “krek” saat menggerakkan sendi juga sering muncul akibat gesekan antar tulang.
4. Pemeriksaan dan Diagnosis
- Osteoporosis didiagnosis dengan tes densitometri tulang (Bone Mineral Density/BMD) menggunakan DXA scan untuk mengukur kepadatan tulang.
- Osteoarthritis didiagnosis melalui pemeriksaan fisik, rontgen sendi, dan MRI untuk melihat kerusakan tulang rawan dan perubahan pada struktur sendi.
5. Cara Pencegahan dan Pengobatan
Untuk osteoporosis, pencegahan dapat dilakukan dengan:
- Mengonsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D (susu, ikan, sayuran hijau).
- Berolahraga secara teratur, terutama latihan beban dan jalan kaki.
- Berhenti merokok dan batasi alkohol.
- Pemeriksaan tulang rutin bagi wanita menopause dan lansia.
Sementara untuk osteoarthritis, langkah pencegahannya meliputi:
- Menjaga berat badan ideal untuk mengurangi beban pada sendi.
- Melakukan olahraga ringan seperti berenang atau yoga untuk memperkuat otot sekitar sendi.
- Menghindari gerakan berulang yang menekan sendi.
- Menggunakan obat antiinflamasi atau fisioterapi sesuai anjuran dokter bila sendi sudah terasa nyeri.
6. Kesimpulan
Walau sama-sama menyerang sistem gerak tubuh, osteoporosis dan osteoarthritis adalah dua kondisi yang sangat berbeda.
- Osteoporosis melemahkan tulang, menyebabkan patah tulang tanpa nyeri sendi.
- Osteoarthritis merusak sendi, menyebabkan nyeri dan kekakuan.
Menjaga pola hidup sehat, memenuhi kebutuhan gizi tulang, rutin berolahraga, serta melakukan pemeriksaan medis secara berkala adalah langkah penting untuk mencegah keduanya.
